Dari Desa Menuju Kota

Dari Desa Menuju Kota.


Beberapa orang menyebutkan bahwasannya kehidupan di daerah perkotaan itu sudah aman, nyaman dan tentram, jauh dari persoalan-persoalan keseharian.  Hidup di dalam daerah perkotaan katanya semua urusan mudah di lakukan dengan baik dan tidak akan pernah kesulitan dalam mencari akses untuk melakukan berbagai macam pekerjaan. Narasi seperti itu memang benar bagi mereka yang sudah lama  hidup di kota dan sudah sukses dalam menjalani hiruk pikuk kehidupan di kota, tapi bagi mereka yang baru pertama kali masuk kawasan perkotaan/pendatang baru maka sulit rasanya untuk bisa dapat beradaptasi secara langsung kepada lingkungan disekitarnya, Mereka butuh waktu yang lama untuk bisa menyesuaikan kultur dan budaya serta adat-istiadat yang ada di kota tersebut.

Tepat pada 15 April 2016 awal kaki ini melangkah menuju sebuah kota, dimana kota itu dinobatkan sebagai kota pendidikan di Indonesia yaitu Kota Malang. Mulai dari lahir sampai umur 19 tahun kala itu, diri ini baru pertama kali menginjakkan kaki di kota malang, semua itu tak lepas dari peran seorang teman sekaligus bagian dari pada keluarga besar kami. Klau tidak ada dia mungkin diri ini kuliah di kota-kota lainnya, tapi karena dorongan yang sangat kuat serta motivasi yang sangat luas diberikan kepada diri ini sehingga memutuskan untuk ikut kuliah di malang. Keluguan dan berlagak kedesaan masih kental dalam tingkah laku kami, maklum orang desa masuk kota, tentu ini menjadi hal yang lucu dalam perjalanan sejarah kehidupan pribadi ini.

Ketidak tahuan tentang keadaan di kota baik dari segi tutur bahasa, pola kehidupan sehari-hari dan kultur di dalamnya, menjadi sebuah hal yang wajar bagi diri ini, namun itu sedikit memalukan bagi mereka yang sudah lama ada di kota. Namun itu semua tidak membuat kami mundur, kami trus maju dan meneruskan perjalanan untuk menuju kota malang demi sebuah keinginan besar yaitu bisa masuk kuliah dan bisa terdaftar di salah satu kampus di malang yakni di Universitas Islam Malang (UNISMA MALANG). Berbagai macam persyaratan administrasi sudah kami penuhi sehingga pada saat itu juga kami langsung di terima di Universitas Islam Malang.  Kebahagiaan kala itu langsung menembus badan ini karena sudah diterima di universitas Islam Malang bersama teman sekaligus keluarga. Namun di sisi lain pikiran dan hati ini masih gelisah , masih di ambang kebingungan, perihal itu di karenakan saya akan memulai kehidupan baru menjadi seorang Mahasiswa "Maha Dari Kesiswaannya", sungguh ini beban yang sangat berat, Karena menjadi seorang mahasiswa memiliki tanggung jawab yang sangat besar.

Setelah kami resmi di terima di kampus itu, Kartu Tanda Mahasiswa dan Jas Alamamater serta atribut MABA (Mahasiswa Baru) sudah kami peroleh, Kami pun pulang berdua naik bus dengan rute Malang-kediri untuk mengambil pakaian dan koper di Kediri tempat kursus saudara saya ini, kami pun berangkat dan sampai di sana dengan selamat Alhamdulillah. Lalu selesainya dari Kediri kami pun langsung pulang ke Kampung Halaman. 

Namun kepulangan itu bukan berarti kami tidak mau kembali ke malang lagi, tapi pada saat itu kami pulang untuk mengambil pakaian dan perlengkapan yang dibutuhkan selama menjalani kehidupan di kota malang. Semua pakaian hingga dengan peralatan yang lainnya kami bawa (Perantau sebagaimana mestinya), bersama Rombongan keluarga, mereka sangat antusias mengantarkan kami menuju kota malang, kebahagiaan selalu menghampiri karena bersama keluarga berangkat ke malang.

Berangkatnya kembali ke malang ini yang nota benenya kami sudah menjadi mahasiswa UNISMA MALANG maka di situ juga niat dan tekat bulat kami tanamkan dalam hati dan jiwa ini, agar supaya selama proses menjalani kehidupan di kota dan selama menjadi seorang mahasiswa, diri ini dapat merubah sikap, tingkah laku dan paling penting pola pikir (Mindset) sehingga dapat mermamfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia (khususnya di desa Angkatan), dengan mengucap Bismillahirrahman Nirrahim kami pun berangkat dengan berjuta harapan dan niat yang kuat. 

Setelah kami sampai di malang bersama keluarga, diri ini sangat senang dan bahagia karena canda tawa masih terbuka lebar bersamanya. Walaupun tidak sampai satu hari keluarga kami tinggal di malang, tapi foto bareng dan jalan-jalan bareng bersamanya sangat memuaskan. Nasehat-nasehat bijak dari keluarga selalu di lontarkan kepada kami agar supaya hati-hati selama tinggal di malang, jaga kesehatan dan selalu tetap menjaga persaudaraan jangan sampai bertengkar satu sama lainnya. 

Nasihat perpisahan itu membuat hati ini terketuk dan rasanya ingin menangis mendengar nasihat-nasihat itu. Hingga kami bersama keluarga saling peluk-pelukan dengan derai tetasan air mata yang sangat deras mengalir dari mata ini, tak kuat rasanya diri ini berpisah dan jauh dari keluarga. Keluarga kami pun akhirnya pergi melangkah meninggalkan kami di sebuah Kos kecil di depan kampus Unisma tempat kami Kuliah. Sunyi, seyap, dan tiada bunyi saat ditinggalkan keluarga menjadi suasana hening saat itu, Tak terbayangkan betapa sakit dan perihnya perpisahan yang dirasakan kala itu.

Baru pertama kali jauh dari keluarga, membuat diri ini selalu terbayang-bayang nuansa di kampung halaman, suasana bersama keluarga masih terbayang dalam pikiran ini, main bersama dengan teman-teman di kampung masih melekat dalam ingatan. Begitulah suasana hati dan pikiran dalam setiap harinya, diselimuti dengan perasaan rindu kampung halaman. Seandainya kota malang tidak terlalu jauh dari rumah, niscaya diri ini akan bolak balik pulang kampung setiap rasa rindu itu melanda, namun jarak berkata lain..

Seiring berjalannya waktu suasana kampus telah mampu membuat diri ini kuat dan tegar melawan kerinduan kampung halaman,  sehingga kami pun baru bisa untuk fokus untuk menjalani kehidupan menjadi seorang mahasiswa. Kami pun mulai saling kenal mengenal kepada mereka yang satu kelas, satu fakultas dan bahkan kepada mereka yang berbeda-beda fakultas. Tidak hanya berhenti disitu saja, kami pun masun dan mendaftarkan diri di berbagai macam organisasi baik internal  maupun eksternal kampus, semuanya itu kami lakukan demi melenturkan pertemanan kami sesama mahasisw di lingkungan kampus dan sekitarnua dan juga agar supaya dapat memudahkan kami untuk bisa beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan sekitar, yaitu beradaptasi di kehidupan sosial masyarakat kota Malang, tapi poin pentingnya kami ikut dan bergabung ke dalam organisasi, itu semua agar supaya bisa dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan seluas-luasnya dan mencari relasi sebanyak-banyaknya lebih-lebih dapat pengalaman baru. Karena itulah cikal bakal yang harus dimiliki sebagai mahasiswa dalam menghadapi realitas kehidupan ditengah-tengah masyarakat. 

Kota malang menjadi kota favorit bagi para petualang dalam melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, banyaknya kampus ternama di malang serta lingkungannya yang adem dan dingin membuat malang menjadi sasaran utama bagi para pejuang masa depan peradaban ummat manusia. Namun masih saja ada mahasiswa yang menyia-nyiakan waktu masa kuliahnya untuk dijadikan senang-senangan semata. Tempat untuk pengembangan ilmu pengetahuan Jangan sampai dijadikan sebagai tempat untuk tiduran atau hanya sekedar untuk gaya-gayaan tapi jadikanlah sebagai tempat untuk menimbah ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan  jadikanlah tempat sebagai wanaha iktelektual, tempat membangun relasi antar sesama insan manusia di Indonesia ini, lebih-lebih dapat relasi dari luar neger. Karena tidak etis rasanya bagi mereka yang mengeyam pendidikan di perguruan tinggi di malang namun selama berada di malang hanya dijadikan tempat jalan-jalan dan hiburan semata, ini menjadi pola yang kurang baik bagi kehidupan mahasiswa.  Alangkah lebih bijak dan indahnya jika nuansa dialektika dan aktivitas-aktivitas yang dapat menunjang pengembangan khazanah ilmu pengetahuan bagi dirinya sendiri menjadi aktivitas utama di dalam kehidupan sehari-harinya. Inilah yang seharusnya menjadi jalan utama bagi para kaum intelektual untuk mengasah kemampuan dirinya untuk yang lebih baik dalam menggali potensi yang dimiliki maupun dalam mengembangkan karir yang lebih mapan .



Abd. Wafi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Malang
Email: wafife501@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Ke Khittah Perjuangan.

Diskursus Pemikiran Terbentuknya FORMAP

Kilas Balik Sejarah Pra Organisasi Laok Songai