Kilas Balik Sejarah Pra Organisasi Laok Songai

Kilas Balik Sejarah Pra Organisasi Laok Songai..


Awal mulanya kala itu, para pemuda dan pemudi melanjutkan pendidikan nya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu ke perguruan tinggi yang tersebar di berbagai kota di Indonesia ter khususnya kota-kota yang ada Jawa timur. Para lulusan Strata Sekolah Menengah Atas baik yang baru lulus di Sekolah Umum maupun mereka yang lulus dari pondok pesantren. Mereka berbondong-bondong berangkat ke kota untuk mendaftarkan diri ke sebuah perguruan tinggi yang menjadi pilihannya sendiri.  Mendaftarnya pemuda-pemudi yang berasal dari kepulauan Kangean khususnya yang berasal dari desa angkatan dusun Laok Songai tersebut ke perguruan tinggi menjadi awal dari pada adanya kesadaran untuk bersatu dan awal dari pada terbentuknya sebuah wadah/organisasi untuk menghimpun dalam satu wadah. Walaupun mereka yang nota benenya berasal dari sebuah pelosok desa yang bisa di katakan tertinggal, namun tidak mematahkan semangat para pemuda saat itu.

Dengan semangat mencari ilmu dan semangat mengarungi dalamnya ilmu pengetahuan, mereka dengan penuh niat dan tekat yang bulat untuk menjadi insan akademis yang memiliki dedikasi dan pengabdian yang tinggi untuk melakukan sebuah perubahan khususnya perubahan terhadap kampung nya sendiri yaitu di dusun Laok Songai Desa Angkatan Kecamatan Arjasa kabupaten Sumenep. Tersebarnya putra-putri pilihan yang berkesempatan mengarungi dalamnya ilmu pengetahuan tersebut memiliki warna tersendiri, hal itu dibuktikan  dengan beragamnya tempat pilihan para lulusan SMAN/MU//SMK/Pondok Pesantren tersebut memilih kampus dengan berbeda-beda yang tersebar di beberapa kota yang ada di Jawa timur seperti halnya ada yang di kab. Sumenep, Kab. Pamekasan, Kab. Situbondo, Kota Malang bahkan ada yang kuliah di kota Surabaya dan lain sebagainya 

Dari sekian banyak Siswa yang baru lulus di angkatan 2016, hanya ada dua mahasiswa yang lebih awal menjadi mahasiswa yaitu saudara Moh. Jani dan saudari Honsiana, mereka berdua masuk angkatan 2015. Ini bisa di katakan angkatan pertama dari kalangan kaum milenial yang menjadi mahasiswa, walaupun sebelumnya ada juga yang menjadi mahasiswa. Namun angkatan mereka termasuk dalam generasi 90 an. Setelah tahun 2015 itu, ramailah para pemuda-pemuda berbondong-bondong untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi setelah dua nama orang tersebut di atas. 

Tepat  pada tahun 2016 nama-nama mahasiswa baru semakin banyak bertambah, di antaranya ada saudara Kapsir dan Abd. Wafi yang baru masuk kuliah di Kota Malang. Dua-dua nya memiliki semangat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan bahkan mereka berdua memilih untuk mesuk ke kampus yang sama di malang serta tak tanggung-tanggung mereka memilih dengan jurusan yang sama juga.  Di tahun yang sama juga, Saudara, Fairus Sadik Mendaftar juga menjadi mahasiswa di salah satu kampus yang ada di Situbondo yaitu Universitas abdurrahman Shaleh (UNARS). Tidak hanya Fairus Sadik saja yang kuliah di kampus tersebut, namun juga ada Adiman dan Lukmanul Hakim yang masuk menjadi mahasiswa di kampus tersebut. Namun yang membedakan di antara mereka ialah pilihan jurusan yang mereka ambil, namun mereka memiliki kesamaan dikarenakan mereka satu kampus yang sama. Selanjutnya di tahun yang  sama juga ada, saudara Syaiful Rijal Memiliki semangat yang sama dan cita-cita yang sama untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, namun saudara Syaiful Rijal memilih tempat kampus yang tidak terlalu jauh dari kepulauan yaitu di kabupaten Sumenep. Ia memilih kampus yang cukup besar yang ada di Kabupaten Sumenep yaitu Universitas Wiraraja Madura dengan mengambil Jurusan PGSD. jadi klau kita hitung berapa pemuda dan pemudi yang kuliah di tahun 2016 itu, rasa-rasanya lumayan banyak. 

Dari sinilah para putra-putri yang berasal dari dusun Laok Songai itulah mulai satu persatu memiliki pikiran untuk membuat/membentuk/merintis sebuah wadah/organisasi bagi mahasiswa yang berasal dari dusun Laok Songai tersebut. Gerakan pemikiran antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya mulai berjalan untuk menyatukan satu tujuan dan satu cita yang sama sehingga terjalinlah komunikasi antar individu para mahasiswa/mahasiswi tersebut. Dari berbagai pandangan dan pemikiran yang tersampaikan maka tekat bulat itu semakin memancar, sehingga mereka menemukan satu kesepahaman dan satu tujuan yang sama yaitu yang pertama membuat Group WatsAap untuk mempermudah komunikasi dan konsolidasi antar sesama mahasiswa. Karena memang diantara mereka memiliki jarak yang sangat jauh antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan kejeniusan pemikiran dan semangat yang membara untuk mempersatukan para mahasiswa maka terbuatlah nama dari adanya group watshaap tersebut yaitu MAHAL (Mahasiswa Laok Songai).

Dari sinilah awal mula pertukaran pemikiran dan argumentasi mulai berlangsung secara inten dan massif. Perbincangan dan diskusi tentang semangat kepemudaan dan semangat perubahan terus bergulir seiring dengan tajam nya dialektika berfikir para pemuda-pemudi pada saat itu. Hampir setiap hari pertukaran pendapat dan pertukaran argumentasi sering terjadi antara yang satu dengan lainnya. Entah itu pembahasannya mengenai kemajuan dan perubahan yang ada di kampungnya sendiri atau membahas terkait Indonesia kedepan yang lebih baik. Setiap komentar di dalam group tersebut selalu di isi dengan dialektika argumentasi yang logis dan berlandaskan pada azas kepedulian untuk kebaikan dan perubahan bagi Indonesia khususnya mengarah pada perubahan kampungnya sendiri.



Penulis: Abd Wafi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Ke Khittah Perjuangan.

Diskursus Pemikiran Terbentuknya FORMAP