AKU TAU DIRI DAN BATAS DIRIMU

AKU TAU DIRI DAN BATAS DIRIMU. 


Mau bertanya tapi malu untuk menanyakan, mau bercerita kepada orang lain takut di kira suka menebar kebencian. Itulah kira-kira yang menjadi gambaran antara aku dan kamu yang sampai saat ini masih dalam kebimbangan arah yang tak menentu. Sebuah arah yang pernah berlabu dan menemukan tujuan yang jelas, seketika menjadi abu-abu tidak mendapatkan cahaya kepastian dan kejelasan dari perasaannya. 

Sulit memang bercerita soal hubungan asmara antara aku dan kamu, sebuah hubungan asmara yang seketika itu pernah terjalin secara harmonis walaupun terbilang singkat, namun lebih kepada pola komunikasi yang tidak bagus yang di bangun oleh kamu kepadaku. Pola komunikasi yang tidak terkoneksi sama sekali, karena rasa empati rasamu tidak ada sehingga selalu mengabaikan komunikasi yang dibangun oleh aku kepadamu. 

Tidak heran memang jika sebuah hubungan asmara itu antara aku dan kamu terjadi ketimpangan rasa, karena memang rasa-rasanya kamu tidak memiliki rasa apa-apa kepadaku. Hanya saja cintaku kepadamu yang begitu besar sehingga usahaku untuk mendapatkan hati kamu sangat besar, walaupun kamu tidak pernah membalasnya dengan baik. Setiap aku mencoba mengungkapkan isi hatiku kepadamu, kamu selalu menolak dan menolak cintaku. 

Rasa rendah hati dan rendah diri aku selalu perbesar untuk menahan rasa sakit yang sangat dalam. Ketika cinta yang tulus mendapatkan penolakan maka disitulah rasa sakit hati itu akan datang. Siapapun orangnya aku kira akan mengalami hal yang serupa. Karena memang soal rasa itu akan sakitnya sangat menyakitkan seluruh badan dan bahkan jiwa ini. 

Namun apalah dayaku yang selalu ber kontemplasi diri, aku yang selalu sadar diri, aku yang selalu melihat diri, bahwa aku memang laki-laki yang tidak punyak harta banyak seperti laki-laki lain di luaran sana. Apalah dayaku, seorang laki-laki yang bukan lulusan pondok pesantren yang hafal 30 juz al-qur'an dan bisa membaca kitab kuning sebagai persyaratan untuk bisa diterima oleh keluarga kamu. Aku  seorang laki-laki yang jauh dari kata sempurna dan penuh dengan kekurangan akan selalu sadar diri dan tau diri, bahwa laki-laki yang kamu harapkan ialah mereka yang wajib lulusan pondok pesantren dan wajib bisa baca kitab kuning. Sungguh cita-citamu sangatlah mulia semoga rencanamu seiring dengan ridho dan takdir allah SWT. 

Sering kali ku berkaca, dan melihat ketidak pantasan diriku untuk bisa mendapatkan dirimu, membuat pikiran dan hatiku sangat kacau. Bagaimana tidak kacau, kalau kamu selalu ada dalam hatiku dan pikiranku. Sehingga dalam benak pikiranku ini selalu bertanya-tanya, kenapa kamu selalu ada dalam hati dan pikiranku, setiap hari selalu teringat dan mengingatkanmu. Sedangkan kamu tidak bisa memberikan ruang sama sekali dihatimu. Kan bikin stress kepala setiap hari. 

Sedangkan masyarakat umum di sekitar kebanyakan sudah mengetahui bahwa aku dan kamu adalah seorang laki-laki dan perempuan yang sudah bertunangan. Orang di luar sana taunya aku dan kamu sudah bertunangan, entah informasinya dari siapa, namun kenyatannya masyarakat di sekitar sudah mengetahui soal hubungan itu. 

Padahal kenyatannya, kamu tidak pernah menganggap aku siapa-siapa, padahal kenyatannya kamu tidak pernah menganggapku sebagai tunanganmu. Jadi selama ini, hanya aku yang menganggapmu sebagai tunangan ku dan menganggap bahwa status kita adalah tunangan. Ternyata cerita kamu berbeda dan perasaan hati kamu berbeda dengan ku. Kamu selama ini menganggapku layaknya seorang laki-laki pengemis yang tidak tau diri dan tidak tau batas diri. Aku yang harus sadar diri bahwa aku tidak pantas mendapatkan kamu, karena aku hanya seorang laki-laki yang tidak jauh beda dengan seorang pengemis yang meminta-minta untuk mendaptkan balasan darimu. 

Tulisan selanjutnya bisa di baca nanti setelah kamu berfikir dan melakukan perenungan panjang bahwa soal jodoh Tuhan yang menentukan. 🤲

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PELUANG DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PADA ERA DIGITAL

Budaya Lestari, Maju Bangsanya