"Arah langka, menempa pijakan"

Merefleksikan kenangan masa lalu
Suasana kelam masa lalu itu biarlah berlalu  dan biarlah tercatat dalam cacatan sejarah kehidupan di dunia ini, karena itu sudah menjadi catatan alam bagi setiap manusia yang pernah menginjakkan kaki di bumi ini. Masa lalu yang baik bisa dipertahankan serta diteruskan pada saat ini, namun jika masa lalu itu buruk, maka cukuplah di jadikan sebagai pelajaran dan refleksi untuk kehidupan di masa kini dan di masa yang akan datang, namun jangan sampai terulang kembali. Tidak menafikkan jika bahwa pada zaman itu pernah termasuk dalam golongan orang-orang yang sangat awam, sama sekali tidak mengenal tentang ilmu pengetahuan, dan bahkan tidak tau tentang informasi-informasi modern, serta tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.  Kehidupan yang dilakukan hanya terkantung kantung oleh lingkungan sekitar yang belum tentuh belum jelas arah dan tujuan nya. Semua itu telah menjadi suasa kehidupan sehari-hari yang kadang kala membuat saya semakin terpuruk dalam kehidupan yang fana pada saat itu. Sulit rasanya untuk memperbaiki kualitas kehidupan pada saat itu, sulit rasanya untuk melakukan sebuah perubahan yang lebih progresif apalagi produktif, hal itu dikarenakan tidak ada yang memberikan pandangan serta ispirasi dan motivasi baik itu dari lingkungan sekitar maupun dari masyarakat umum. Apalagi ditambah akses untuk berkumpul dengan orang-orang yang inspiratif itu seakan-akan akan tertutup, entah apa memang diri ini yang gak tertarik atau kah memang karena informasi tentang itu semua terbatas bahkan bisa dikatakan tidak ada. 
Hal itu semua pada dasarnya karena berada pada suatu pulau  dan di desa yang amat begitu terpuruk, baik itu dari kualitas pendidikan, merosotnya moralitas dan bahkan jaringan internet yang tidak merata di kepualaun kangean. 

Tentu beberapa sektor di atas menggambarkan betapa ironisnya melihat keadaan yang ada di kepualaun kengean. Lingkungan menjadi sangat urgen dalam pengembangan diri seseorang, tapi klau kita pertanyaannya apakaAtaukan akan tetap tinggal diam dengan keadaan itu?
Ini menjadi pertanyaan besar kenapa saya menulis di dalam di dalam blog pribadi saya ini. Mengindahkan adanya keterpendidikan dan nilai-nilai moralitas yang diberikan oleh masyarakat sungguh sangat di idam idamkan sehingga mendorong para pemuda/i untuk melakukan aktivitas yang dapat berdampak positif bagi lingkungan sekitar. 

Sampai kapankah nuansa buruk itu akan berakhir? Siapkah yang akan menjadi motor penggerak berakhirnya nuansa buruk itu? dan apa dampaknya klau nuansa buruk itu berakhir bagi pemuda dan masyarakat?.

Semua problematika itu jangan di anggap ribet dan sukar di selesaikan, namun carilah solusi-solusi alternatif untuk memecahkannya. Kuncinya mulai lah dari diri sendiri, perbaiki diri sendiri maka niscaya untuk melakukan perbaikan ke tahap berikutnya akan lebih mudah di lakukan.

Memperbaiki diri sendiri menjadi modal utama dalam setiap perubahan yang ingin di capai/dilakukan, setelah memperbaiki diri barulah mengajak orang lain untuk bahu membahu melaksanakan apa yang menjadi ekspektasinya. Sulit rasanya untuk mengajak orang lain untuk melakukan apa yang kita lakukan klau lah kita tidak memberikan contoh sebelumnya kepada mereka. Maka dengan itulah yang akan menjadi penopang utama dalam setiap perubahan yang ingin di capai.
Tidak lain dan tidak bukan ialah PEMUDA, Pemuda adalah generasi penerus yang akan menjadi roda penggerak tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Dengan semangat yang membara dan dengan jiwa yang berkobar-kobar niscaya bisa menjawab tantangan zaman. 
Tentunya akan berdampak positif bagi seluruh masyarakat, karena akan mengangkat harkat dan martabat masyarakat yang dulunya sulit mendapatkan informasi namun karena revolusi yang di lakukan oleh pemuda maka seluruh masyarakat ikut merasakannya langsung. 

By; Abd wafi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Malang



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Ke Khittah Perjuangan.

Diskursus Pemikiran Terbentuknya FORMAP

Kilas Balik Sejarah Pra Organisasi Laok Songai