Mengembalikan Esensi Warung Kopi.

"Mengembalikan Esensi Warung Kopi".


Tidak ada tempat yang lebih hikmat dan nikmat rasanya kecuali di tempat warung kopi. Tempat ini telah mampu menarik perhatian bagi para pemuda khususnya bagi mereka yang mengeyam perguruan tinggi di universitas/kampus, tak lazim jika sekarang dalam dunia mahasiswa selain kampus yaitu warung kopi menjadi tempat singgahan yang paling tepat untuk mencari angin segar di Dunia yang fana ini, tidak eksis rasanya jika selama menjadi mahasiswa namun mereka tak menyentuh suasana hikmat dan nikmatnya di warung kopi. Tak heran jika para mahasiswa zaman dahulu memilih menjadi pecandu kopi dari pada pecandu main games, ini menjadi pilihan yang paling ideal bagi mahasiswa zaman itu, dikarenakan di warung kopi itulah tempat mahasiswa menenangkan hati dan pikirannya di kala tugas dari kampus menumpuk. Namun disisi lain selain tempat untuk menenangkan hati dan pikiran, warung kopi di jadikan sebagai tempat untuk berdiaklektika, tempat untuk bercanda bersama teman seperjuangannya, hingga membahas problematika yang terjadi di negeri ini.

Suasana hangat selalu menjadi nuansa warung kopi pada saat itu karena memang disitulah semua gagasan, pemikiran, dan nalar mahasiswa di lontarkan guna memikirkan nasib bangsa ini. Untuk bercanda atau hanya main HP/bahkan main game di warung kopi sulit sekali di temukan mahasiswa dikala itu benar-benar mengfungsikan warung kopi yang sebagai tempat tukar pikiran, tukar gagasan dan adu argumentasi menjadi sebuah keharusan baginya. Inilah rutinitas sehari-hari mahasiswa zaman itu sehingga output yang dihasilkan di dalam warung kopi benar-benar terasi dan sangat bermanfaat bagi mencerdaskan serta menambah wawasan baginya. 

Tentunya nuansa seperti di atas dapat berlanjut ke regenerasi mahasiswa selanjutnya sehingga tidak menghilangkan esensi dari pada warung kopi itu. Namun klau kita melihat keadaan mahasiswa hari ini sangat miris sekali dimana mereka datang ke warung kopi hanya sebagai tempat gaya-gayaan, bercumbu mesra, bersenda gurau dan asyik bermain game. Suasana untuk berdiskusi dan tukar argumentasi sangat minim sekali, hanya beberapa bagian kecil saja mahasiswa yang memang benar-benar mengfungsikan warung kopi sebagai tempat adu gagasan dan berdiskusi tentang nasib bangsa ini. 

Warung kopi pada saat ini telah kehilangan esensi dan fungsinya, sangat sulit rasanya untuk menyadarkan dan mengajak para mahasiswa agar supaya ketika ke warung kopi tidak hanya main HP atau bercanda gurau yang tiada arti. Mengembalikan Esensi Warung Kopi sangat dirindukan pada era saat ini agar supaya terciptanya mahasiswa kritis, inovatif dan cerdas dalam membangun sebuah negara. Di tangan mahasiswa yang kritis, inovatis dan cerdas la yang akan dapat mengantarkan Indonesia yang lebih bermartabat dan mampu mensejahterakan rakyatnya. 



Abd Wafi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Ke Khittah Perjuangan.

Diskursus Pemikiran Terbentuknya FORMAP

Kilas Balik Sejarah Pra Organisasi Laok Songai